arrow_upward

Tradisi Malam Palito di Nagari Ampiang Parak

Sabtu, 06 April 2024 : April 06, 2024


Tradisi malam palito salah satu kegiatan menarik di Kenagarian Ampiang Parak, Timur, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. 

Tradisi Malam palito atau dikenal dengan bakar tempurung kelapa dilaksanakan setiap malam 27 Ramadhan. Tradisi ini sudah melekat atau kental di kalangan masyarakat Amping Parak Timur hingga saat ini. 

Salah satu tujuan perayaan malam palito untuk penerangan dalam rangka menyambut malam 27 ramadhan. 

Bahan Baku Palito

Untuk mengetahui apa saja bahan untuk membuat palito, berikut dijelaskan singkat dan padat. 

Bahah baku palito yakni tempurung/patok kelapa yang sudah kering. Kemudian pada bagian tengah dilubangi dan dimasukin kayu (lurus) pada bagian tengah. Selanjutnya disusun dengan rapi, dan letakan ditepi jalan atau halaman rumah. 

Pembakaran Palito

Setelah palito mulai terpasang dengan rapi di halaman rumah atau tepi jalan, baru dilakukan proses pembakaran pada bagian kepala atau ujung. Biasanya dilakukan setelah berbuka atau setelah selesai shalat isya. 

Untuk tinggi palito bervariasi tergantung jumlah tempurung kelapa yang tersedia. Biasanya ada kepuasan tersendiri bagi pembuat palito dengan ukuran tinggi. Jika ukurannya tinggi, maka api nya bertahan lama, hingga datang waktu subuh. 

Manfaat Tradisi Malam Palito

Selain melestarikan budaya nenek moyang terdahulu dalam menyambut malam 27 ramadhan. Tradisi malam palito menjadi arena hiburan bagi masyarakat. Biasanya masyarakat berbondong-bondong serta hilir mudik untuk melihat palito. 

Jika api palito padam, maka masyarakat yang melintas cukup antusias untuk menghidupkan kembali. 


0 comments :